Welcome To QBall Blog

Sabtu, 06 Juli 2013

Pengalaman Ke Jampang Sagaranten Sukabumi


Sesuai pepatah Inggris, Experience Is The Best Teacher..
Pengalaman Adalah Guru Terbaik

Disini gue mau ceritain tentang pengalaman gue ke rumah temen gue yang bernama Abdul Aziz, biasa gue panggil Acenk tepatnya sih di deket Gunung Bentang, Jampang Sagaranten, Sukabumi.


Waktu itu gue dan acenk berangkat setelah sholat dzuhur dari Lapangan Merdeka Sukabumi, Menuju Terminal Jubleg dan di Terminal Jubleg kami menaiki ELF yang menuju Jampang Sagaranten. (ELF disini bukan ELF Fans Suju, ELF disini jenis Kendaraan). ELF disini ngetemnya lama banget, gue sampe sempet kesel padahal udah lumayan penuh..
Tapi sabar aja lah, demi pengalaman baru gitu..
ELF pun mulai berjalan saya pun jadi mulai tenang dan merasa gembira. Di Sepanjang jalan menuju Terminal Sagaranten saya melihat pemandangan – pemandangan yang begitu indah dan menakjubkan, suasana kota pun menghilang berubah menjadi suasana desa yang nyaman. Terbentang sawah – sawah yang luas. Di perjalanan yang cukup lama, akhirnya tiba juga di Terminal Sagaranten Jampang. Sebelum melanjutkan ke rumah acenk, kami pun melakasanakan ibadah utama terlebih dahulu yaitu sholat, kami melaksanakan sholat ashar di masjid dekat dari Terminal. Setelah sholat acenk menyuruh saya untuk menunggu di masjid, karena dia akan pergi ke rumah saudaranya untuk meminjam motor yang akan di pakai kami untuk menuju rumahnya.
Karena kurangnya kendaraan umum yang menuju ke rumahnya. Setelah acenk kembali lagi mengendarai motor, kami pun bergegas langsung ke tujuan utama yaitu Rumah Acenk. Tak kusangka jalan yang kami lewati begitu Extream, sangat menantang. Jalan yang sudah tidak layak pakai, yang hancur tidak di perbaiki oleh pemerintah karena mungkin yang terlalu pelosok dari kota. Tidak hanya jalan yang menantang, Jarak yang begitu jauh juga ikut memberi suasana yang melelahkan. Motor yang tidak rem depan dan tidak ada lampu kami paksakan untuk melewati segala rintangan demi mencapai rumah acenk, sunguh berat untuk mencapai rumah acenk, sungguh salut aku padanya..
Jalan menuju rumah acenk ini sangat leweung, kami menggunakan jalan alternative, jalannya jalan setapak tapi memang biasa di lalui motor juga karena sebagai jalur tercepat dari kampong acenk menuju Sagaranten. Tidak hanya jalan leweung alias jalan setapak tanah yang becek, jalur alternative ini juga melawati hutan, benar – benar hutan. Pertama kalinya aku masuk hutan besar seperti ini. Saat di rute hutan ini waktu menunjukan Adzan Magrib, dan langit yang mulai gelap.
Acenk berkata pada ku yang tidak akan pernah aku lupakan “Tong sieun bal, urang lewat keun hutan gelap kos kieu, aya aink ieu” kata – kata yang membuat ku memberanikan diri untuk melewati hutan itu, karena bagaimana lagi. Kami berada di pertengahan jalan. Untuk balik lagi pun sudah tak mungkin, masih mending di terus kan sampai ke tujuan. Jalan di hutan ini juga sangat tidak memadai, saya turun dari motor untuk menuntun acenk yang membawa motor karena matanya yang kurang jelas melihat jalan, karena gelapnya saat itu (di dalem hutan) lampu motor pun tidak menyala karena rusak. Karena habis hujan jalannya pun begitu licin, jadi sangat hati – hati untuk melewati jalan demi jalan. Jalur Hutan ini juga lumayan panjang dari masuk hutan dan keluar langsung di rumah acenk. Akhirnya kami pun tiba di rumah acenk pada saat adzan isya. Kami pun disambut oleh keluarga acenk tercinta, yang sudah menunggu ke hadiran kami. Setelah masuk ke rumah acenk, kami pun mandi terlebih dahulu (pastinya sendiri – sendiri, masa 2an). Setelah mandi kami pun melaksanakan sholat dan tidak lupa mengkodo sholat magrib yang tertinggal. Setelah sholat kami telah disediakan makanan oleh ibunya acenk, kebetulan bapanya gk ada, kerja di Bekasi. Jadi Ibu nya acenk tinggal di rumah sendiri, tpi kadang – kadang di temani oleh saudaranya, eh, lupa bilang acenk ini anak tunggal. Setelah itu kami berbincang – bincang dengan ibu acenk sambil menonton TV. Tak lama berbincang – bincang, karena badan yang sakit dan pegel – pegel. Kami pun langsung menuju alam mimpi alias tidur.

Keesokan harinya kami pun bersiap untuk kembali lagi menujua Mahad YASPIDA. Oiya lupa kasih tau, tujuan utama ke rumah acenk itu gue mah pengen tau jampang, rumah acenk, dan nambah pengalaman. Tapi tujuan utama acenk adalah ngambil Ijazah dan SKHUN buat diberikan kesekolah. Setelah mandi, siap – siap, dan sarapan. Kami pun berpamitan kepada keluarga acenk serta saudara acenk yang ada disitu.
Tentu saja kami menggunakan jalur yang sama. Tapi kali ini berjalan dengan tanpa motor dan juga tanpa alas kaki. Karena motor sudah di pakai oleh saudaranya yang pergi ke sagaranten. Dia simpan motor di jalan yang sudah rada mendingan jadi kami di suruh jalan sampai melewati hutan. Tapi sekarang kami melewati hutan dengan mendingan karena jalan yang terlihat dan terang. Terus, terus dan terus berjalan akhirnya tiba lah di Terminal Sagaranten. Sebelum kami berangkat kembali ke YASPIDA, saya di tawarkan untuk membeli kenang – kenangan karena ini pengalaman pertama kali saya masuk ke perkampungan yang begitu pelosok alias dalam. Saya membeli topi sebagai kenang – kenangan. Setelah itu kami kembali menaiki ELF untuk kembali ke Terminal Jubleg, dari Terminal Jubleg naik angkot dan disambung dengan jalan kaki. Dan sampai lah di Lapangan Merdeka Sukabumi, dan disitu kami menaiki kendaraan yang menuju ke YASPIDA dan akhirnya tiba lah di YASPIDA dengan selamat.
Alhamdulillah.. ^_^

5 komentar:

  1. Emang rumah aceng dimana di sagarabtenny koq kayany jauh banget saya pun orang sagaranten tapi rmh saya dekat sagaranten

    BalasHapus
  2. dewek ge org sagaranten,,hehe
    daerah cibarengkok mren

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. dewek so ka sagarantem nyokotan emas haha

    BalasHapus

Efek Blog